Baiklah, kita mulai menulis lagi, tentang cerita tinggal di Melbourne, Australia saat ini.
Memilih Suburb Tempat Tinggal
Mungkin teman-teman ingat di pelajaran geografi dulu. Benua Australia terdiri dari beberapa negara bagian. Salah satunya adalah Victoria, yang beribukota di Melbourne. Melbourne ini terdiri dari banyak suburb yang membentang dari utara ke selatan, barat dan timur, hehe.
Suami melanjutkan studi S3 di La Trobe University yang terletak di area Bundoora. Saat suami datang sendiri, tentu saja suami lebih mudah untuk memilih tempat tinggal. Gak perlu banyak kriteria, yang penting jaraknya cukup dekat dengan kampus, bahkan kalau bisa hanya jalan kaki ke kampus, dan range harga sewa yang masih cukup terjangkau. Awalnya suami tinggal di daerah Kingsbury, dekat dari kampus. Sambil beradaptasi dengan ritme studi dan keseharian di Melbourne, suami juga survey-survey tempat tinggal untuk nanti ketika saya dan 4 anak menyusul suami.

Prioritas pertama tentu saja mencari tempat tinggal yang dekat dengan kampus. Alasan efektivitas dan efisiensi waktu menjadi yang utama. Namun ternyata memang tidak semudah itu mencari rumah, atau unit untuk keluarga dengan 6 anggota keluarga :). Persaingan yang cukup ketat, spesifikasi yang tidak sesuai dengan kriteria, harga yang wah, gak perlu ditanya deh, bisa mahal banget, apalagi kalau dikonversi ke rupiah, aduduh…
Mengerucutkan Pilihan
Beberapa kali suami survey atau kalau disini dikenalnya istilah inspeksi rumah, belum dapat yang sreg. Atau kalaupun ada yang sreg, sudah keduluan diambil oleh yang lain, atau, sreg secara kriteria, tapi secara harga, kemahalan. Oh iya, disini, harga sewa rumah itu dihitung per week, biasanya range nya bervariasi mulai dari $450/week. Kursnya 1 AUD sekitar Rp.10.500, hihi, menyala gak tuh dompet?
Sebelumnya, suami sempat nanya, prefer rumah yang dekat kampus, atau yang dekat dengan komunitas muslim. Sebenarnya tentang rumah ini, saya menyerahkan sepenuhnya sama suami, karena beliau kan yang tahu kondisi di lapangannya, tapi, saat diberi pilihan ini, saya prefer agar rumah lebih dekat ke kampus, karena suami akan lebih mudah secara mobilitasnya.
Namun ternyata, di area dekat kampus, belum jodoh aja nemu rumah. Suami pun melebarkan area survey ke suburb lain. Long story short, alhamdulillah suami dapat rumah di suburb Fawkner, yang banyak komunitas muslimnya disana. Terutama dari India, Pakistan, Libanon, dan Bangladesh. Suami dapat rumah, dua hari setelah visa saya dan anak-anak beres. Dua pekan kemudian, suami balik ke Indonesia, karena adik saya mau menikah, sekalian juga menjemput saya dan anak-anak untuk tinggal di Melbourne.

Bagaimana dengan jarak ke kampus suami? Kalau naik public transport ke kampus suami, durasi perjalanan sekitar 1 jam, karena dua kali naik bis. Sedangkan kalau menggunakan kendaraan sendiri, sekitar 25 menit dari rumah.
Tak Terlalu Jauh dari CBD
Sudah hampir 5 bulan kami tinggal di rumah ini. Alhamdulillah lingkungannya nyaman dan aman. Jarak dari rumah ke city, CBD tidak terlalu jauh, sekitar 14 km. Dari stasiun dekat rumah, tinggal naik kereta sampai Flinder Street Station, dan sudah sampai di city, perjalanan menggunakan kereta sekitar 30-40 menit. Saat awal-awal kedatangan, kami pergi ke city menggunakan kereta, alhamdulillah gak terlalu jauh, tapi anak-anak bisa keliling di kota-nya Melbourne.

Menyusuri jalanan dengan bangunan yang iconic, duduk-duduk di pinggir Yarra River, dan juga naik free tram keliling city. Seru, sih, meski lumayan juga ya bawa 4 anak jalan-jalan. Literally memang banyak jalannya, hehe, jadi bawa stroller itu nolong banget, deh disini.
Dekat Komunitas Muslim
Seperti sudah saya ceritakan diatas, di suburb ini memang terkenal dengan area komunitas muslimnya. Selain Fawkner, di suburb sebelahnya, seperti Coburg, dan Preston, itupun dikenal dengan banyak muslimnya. Suburb kami ini terletak di area utara atau north dari Melbourne. Di daerah selatan pun ada, suburb yang dikenal dengan banyak komunitas muslimnya, seperti Dandenong.
a. Masjid Cukup Dekat
Lokasi yang strategis bagi kami, menyediakan banyak kemudahan untuk kami sebagai muslim di negara yang jumlah muslimnya minoritas. Jarak dari rumah ke masjid sekitar 900m, dan masjidnya pun besar, juga memiliki kegiatan yang bervariasi. Umar pernah ikut Qur’an Classnya di Jum’at malam, dapat pizza dan es krim gratis 🙂 Setiap Jumat malam juga ada makan-makan bersama dan lanjut mabit.

b. Mudah Menemukan Makanan Halal
Selain dekat dengan masjid, disini pun kami terbilang cukup dekat untuk mendapatkan makanan halal, seperti daging halal, roti halal, restoran halal, dan groceries yang khusus menjual barang-barang yang halal atau muslim friendly. Di Fawkner dan Coburg, ada beberapa toko halal meat. Supermarket besar pun biasanya ada halal meat cornernya.


c. Bertemu Muslim dari berbagai Negara
Ya, saat keluar rumah, dan berjalan-jalan di area perumahan, kami banyak bertemu sesama muslim, dan selalu menyapa dengan salam, kadang kami ngobrol-ngobrol juga. Di public school tempat anak-anak bersekolah pun, untuk seragam, pihak sekolah menyediakan opsi seragam lengan panjang untuk siswi, juga hijabnya. Waah, bersyukur banget 🙂

Kadang, saya merasa bukan lagi di Australia, karena kalau di area rumah ya masih banyak lalu lalang muslim yang memakai gamis dan peci, dan muslimah yang memakai hijab dan cadar, dan juga disapa dengan salam. Rasanya disapa dengan salam tuh, maknyes banget….
“Assalaamu’alaikum, sister..”
Duh, meleleh disapa kayak gitu juga ^^
Alhamdulilllah, untuk lingkungan, kondusif banget sih buat anak-anak, jadi mereka juga gak jetlag yang harus totally adapt gitu….
Fasilitas Publik
Secara umum, fasilitas publik di Melbourne diperhatikan banget sama pemerintahnya. Melbourne punya banyak park yang luas, playground buat anak-anak ada banyak banget, di area perumahan saja bisa ada beberapa playground dengan jarak yang gak terlalu jauh, fasilitas lapangan olahraga, juga neighborhood house tempat acara-acara lokal diadakan. Hm, mungkin tentang neighboorhood house ini nanti diceritakan detail di postingan lain, semoga inget hehe…

Alhamdulillah, dari rumah ke sekolah disini sekitar 400 m, bisa jalan kaki atau naik sepeda. Ke playground atau lapangan, sama, sekitar 400 m juga. Playground jadi tempat langganan buat ajak anak-anak main dan kami bisa jalan atau lari untuk olahraga disekitarnya.

Halte bis juga dekat dari rumah, hanya jarak 5 rumah. Sedangkan stasiun terdekat, sekitar 2 km. Kalau jalan, lumayan ngos-ngosan juga sih, sambil bawa anak, hehe. Tapi masih terhitung dekat, kan ya…

Lain-lain
Kalau tadi banyak dibahas tentang masyarakat muslimnya, lalu bagaimana dengan tetangga lokal sini? Alhamdulillah tetangga samping rumah, kira kanan, adalah warga lokal sini, tapi, ramahnya bukan main. Bahkan tetangga samping kanan yang sudah senior bilang, kalau butuh apa-apa, tinggal ketok pintu rumah yaa. How sweet..
Bertemu dengan warga lokal sini, selalu berbalas senyum, atau disapa, “Halo…”, atau “Hai..Morning“. Alhamdulillah bini’matihi tatimmush shaalihaat…

Meskipun jarak dari rumah bukan yang dekat dengan kampus suami banget, tapi alhamdulillah kami nyaman tinggal disini. Insyaallah ini yang terbaik yang Allah kasih buat kami, setelah pencarian panjang suami untuk menemukan rumah disini. hehe…
Kalau ada yang sedang berada di Melbourne, boleh kontak-kontak yaa… Siapa tahu ada rezeki bertemu… 🙂
Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu
Bergeraklah, karena diam berarti kematian