
Awal tahun ini bagi saya merupakan hari-hari yang cukup berat bagi saya sebagai pribadi yang sejatinya masih memiliki keinginan dan mimpi akan hal-hal yang ingin saya raih di kemudian hari. Saya merasa jenuh sekali, dan tidak merasakan adanya semangat dalam diri untuk mengerjakan sesuatu. Saya hanya melakukan rutinitas saya sehari-hari, dan menjalankan peran dalam keluarga dengan seadanya.
Hal-hal yang dulu begitu semangat untuk saya kerjakan, kini tidak berarti apa-apa. Saya merasa lelah. Saya sangat menyadari hal itu. Pandemi ini memberikan dampak yang cukup besar bagi saya, terutama dalam hal mental. Mungkin banyak orang tua lain yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh anak-anaknya, entah karena tugas yang cukup banyak, ataupun anak yang tidak mau mengerjakan tugas. Alhamdulillah saya tidak terlalu kesulitan dalam menemani pembelajaran jarak jauh anak sulung saya. Sekolah cukup baik dalam mengelola pembelajaran jarak jauh ini.
Lantas, apa yang pengaruh pandemi ini bagi kesehatan mental saya?
Ya, saya begitu “tersiksa” karena pandemi ini membatasi saya untuk bertemu banyak orang. Di rumah saja, kecuali jika ada kebutuhan yang penting, tidak bisa bepergian ke tempat wisata, tidak bisa bertemu dengan keluarga besar dan teman-teman dekat saya, membuat saya merasa lebih kesepian. Saya baru menyadari bahwa energi saya bisa kembali naik, saat saya bertemu banyak orang, melakukan interaksi dari dekat, bercengkrama sambil mencari hikmah, namun ternyata saat ini tidak bisa saya lakukan.
Di tengah rasa jenuh dan lelah yang saya alami setelah pandemi ini berlangsung hampir 1 tahun, pertengahan Januari 2021, adik kelas saya wafat. Saya cukup terpukul dengan kepergiannya. Saya dan suami cukup dekat dengannya. Hampir sepekan saya merasa sedih, dan mudah sekali menitikkan air mata ketika mengingatnya. Mental saya semakin jatuh. Lelah, jenuh, sedih, dan hilang arah. Saya merasa tidak utuh sebagai diri sendiri. Banyak hal yang hilang dari dalam diri saya. Saya ingin pergi ke tempat yang jauh untuk sementara. Saya butuh sendirir. Saya membutuhkan waktu dan ruang untuk bisa banyak berbicara dan memeluk diri sendiri.
Di tengah suasana hati yang tidak menentu, sekitar akhir Januari 2021, saya diajak oleh Teh Andina untuk gabung dengan subgrup ITBMotherhood, yaitu Mamah Gajah Ngeblog. Waaah, rasanya seneng banget diajak gabung disini. Apalagi kondisi saya yang tengah mencari semangat untuk kembali bergerak. Tanpa ragu, saya menerima ajakan Teh Andina. Saya merasa ini adalah kesempatan saya untuk bisa belajar banyak hal. Meskipun mulai nulis blog sudah cukup lama, namun saya masih pemula dalam dunia blogging. Cukup banyak istilah dalam blogging yang saya belum pahami. Maklum, selama ini menulis di blog masih untuk tujuan self-healing, dokumentasi pribadi, dan latihan menulis saja. Syukur-syukur jika bisa menjadi manfaat bagi para pembaca yang mungkin tanpa sengaja mampir ke rumah ini. Oh iya, sebelum pindah ke “rumah” ini, dulu, “rumah” tempat saya menulis, ada di blogspot. Setelah pindahan kesini, eh ternyata konsistensi menulis malah menurun, jadi belum utak-atik “rumah” ini dan segala yang ada di dalamnya.
Setelah hari-hari yang cukup berat, akhirnya saya banyak berbicara dengan diri saya sendiri. Mendengarkan apa yang menjadi keluh kesahnya, membantunya menemukan semangat dan mimpi yang sempat hilang kemarin, dan mencoba untuk mengambil jeda sejenak dari riuhnya dunia luar. Alhamdulillaah, saat ini saya sudah merasa lebih baik.
Salah satu keputusan yang saya ambil setelah berbicara dengan diri sendiri adalah setelah ini saya akan mulai ngeblog dengan rutin, insya Allah. Program pribadi masih minimal 1 pekan 1 tulisan. Rasanya belum sanggup kalau lebih dari itu untuk saat ini. Mencari waktu untuk membuka laptop pun masih cukup sulit bagi saya. Ada bayi 8 bulan yang masih cukup tinggi kebutuhannya untuk selalu didampingi, ditambah dua kakaknya 🙂
Memulai ngeblog kembali, menjadi sarana saya untuk bisa tetap menemani diri dalam perjalanan panjang sebagai pribadi. Pribadi yang butuh ruang untuk bisa berkarya dan bebas menjadi apapun yang ia inginkan. Mencurahkan pikiran dan perasaan di blog, semoga dapat menjadi ruang bagi saya untuk self-healing dan menjaga kewarasan di tengah dinamisnya hidup, hehe. Do’akan semoga saya bisa konsisten dengan program ini ya. Saya juga termotivasi dengan teman-teman di Mamah Gajah Ngeblog yang luar biasa semangatnya dalam menulis. 🙂

Oh iya, tulisan ini untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog di bulan Februari 2021. Duh, kebiasaan submitnya di akhir-akhir waktu. Hehehe. Dimaafkan yaa… namanya juga baru mau bangkit kembali 🙂