Hari Sabtu 2 minggu lalu, Umar ingin berenang lagi. Tapi belum tahu, kolam renang mana yang akan kita kunjungi. Pagi-pagi sekali, suami ada acara hingga baru pulang sekitar pukul 9. Umar segera mengajak untuk pergi berenang.
Saat ditanya, akan ke kolam renang mana kita, Umar bilang ingin ke kolam renang Progressif di Soekarno-Hatta. Wew, lumayan juga kalau dari rumah. Hari udah mau siang, nanti malah kepanasan saat berenang. Hehe. Oleh abinya, diajak ke kolam renang Wika saja di Komplek Taman Sari. Tapi Umar tetep ingin ke Progressif.
Si ummi pun keingetan sama kolam renang yang pernah dikunjungi oleh teman, dan jaraknya lumayan deket dari rumah. Kolam renang di Rumah Oma Opa. Langsung search sebentar di instagram @rumahomaopa, terus tunjukin ke Umar dan abinya, mereka oke, dan langsung deh kita meluncur ke tkp.
Rumah Oma Opa ini terletak di daerah Giri Mekar. Dari jalan A.H. nasution, nanti kita masuk ke jalan Cijambe untuk menuju kesana. Dilanjutkan belok kiri ke arah jalan Kosar. Nah, nanti, belok kanan di jalan SD Sekemendung. Disini sudah mulai ada tanda penunjuk arah menuju Rumah Oma Opa. Jalan menuju ke Rumah Oma Opa, dari masuk Cijambe ini semakin ke atas semakin menyempit. Jalannya pas sekali untuk 2 mobil. Apalagi jika ada mobil yang parkir di pingggir jalan seperti yang kami alami, jalanan bisa macet. Tapi, alhamdulillah saat pulang, mobil yang parkir di pinggir jalan itu sudah tidak ada.

Sampai di Rumah Oma Opa, pemandangan disana bisa membayar perjalanan yang sudah kita lalui. Hehe… Rumah Oma Opa ini terdiri dari villa, kolam renang, dan ada juga cafe. Letak villa terpisah dari kolam renang dan cafe. Tapi, gak jauh kok.

Harga tiket masuk kolam renang disini terhitung murah, dibandingkan dengan kolam renang lain yang pernah kami kunjungi. Saat weekend, HTM nya 25.000 rupiah, sedangkan weekday 20.000 rupiah. Anak di bawah 3 tahun belum bayar. Di tempat lain, biasanya anak diatas 1 atau 2 tahun sudah bayar, Oh iya, misal kita masuk, tapi di dalam gak berenang, dikenakan biaya lebih murah, kemarin sih 15.000 rupiah. Tapi saya tidak bertanya apakah kalau weekday, untuk yang menngantar atau tidak berenang dikenakan biaya 15.000 rupiah juga atau berbeda.
Di dekat area parkir, ada ayunan dan jungkat-jungkit untuk anak-anak bermain. Disini juga bisa dipakai untuk foto-foto. Hehe…

Area kolam renang untuk anak dan dewasa terpisah. Namun, di area kolam renang untuk anak, ada juga kolam renang yang bisa digunakan oleh orang dewasa. Di area kolam renang anak, ada 3 buah kolam renang, area air mancur dan playground. Sedangkan di area kolam renang dewasa, hanya ada satu kolam renang.

Umar dan Hilya senang banget main di sini. Bisa berenang, main air mancur, ayunan, atau serodotan juga. Oh iya, kelebihan di Rumah Oma Opa ini adalah banyak pohon yang berada di sekitar kolam renang. Jadi, saat matahari terik, disini tidak terlalu panas.

Kamar bilas dan ruang gantinya pun masih relatif bersih, dan cukup banyak juga. Semoga masih terus terjaga kebersihannya sampai nanti, hehe… Musholanya juga bersih dan terang, karena mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

Disini kita juga bisa foto-foto, disediakan payung-payung kertas sebagai properti foto, yang bisa disewa dengan harga 2000 rupiah.

Karena Rumah Oma Opa ini bisa dibilang terletak di daerah atas, mendekati gunung, hehe, jadi kita bisa melihat pemandangan kota di bawah.

Kesimpulannya, Rumah Oma Opa ini cukup oke buat melipir dari kolam-kolam renang di kota, hehe… Fasilitas yang ditawarkan, dan harganya juga oke. Awalnya, saat kami terjebak macet akibat adanya mobil parkir di pinggir jalan, suami udah ilfil duluan. Soalnya jalan udah ngepas, ya dipake parkir, gimana gak zhalim ke pengguna jalan yak. Wkwkwk…. Tapi setelah kami mencoba kolam renangnya, alhamdulillah, gak jadi nyesel deh bela-belain mdateng kesini untuk mencoba fasilitasnya. Anak-anak juga seneng banget, dan bilang mau kalau kesini lagi. Haha… namanya juga anak-anak yak, diajak main air aja udah seneng banget.
~ Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu ~
~ Bergeraklah, karena diam berarti kematian ~
1 thought on “Berenang di Rumah Oma Opa”