Ramadan sudah berlalu hampir setengah bulan ya teman-teman. Di setengah bulan ini, ada baiknya kita mengevaluasi keberjalanan target Ramadan kita. Tujuannya apa? Ya, agar dapat meningkatkan amalan di setengah bulan berikutnya. Apalagi sebentar lagi sudah memasuki sepuluh malam terakhir, ada i’;tikaf juga yang bisa kita lakukan dalam target amalan Ramadan kita. Bisa keliling atau safari masjid untuk beri’tikaf, atau menetap di satu masjid. Seru, bukan?
Selain mengisi waktu di bulan Ramadan dengan meningkatkan amal ibadah, kita juga bisa mengisi waktu dengan hal bermanfaat lainnya. Prinsipnya, selama itu kebaikan, maka dilakukan saja. Kalau di daerah Jawa Barat, biasanya ada sebutan khusus untuk mengerjakan sesuatu sambil menunggu waktu berbuka, yaitu ngabuburit. Namun, seiring waktu, istilah ngabuburit ini mulai dipakai dimana-mana. Tidak hanya di Jawa Barat saja.
Saya mengenal istilah ngabuburit ini sejak saya masih kecil. Saat duduk di bangku sekolah dasar, saya dan teman-teman biasa ngabuburit ke komplek perumahan elite dekat rumah kami. Saat itu belum banyak penjual jajanan seperti saat ini. Dan kami juga bukan anak-anak yang diberikan banyak uang juga untuk jajan, hehe… Dulu, disana masih ada tanah-tanah yang belum dibangun menjadi rumah mewah. Masih ada akses untuk menembus ke perumahan lain juga. Di tanah-tanah yang belum dibangun itu, dulu kami bisa mencari tanah liat, atau sekedar menaiki bukit-bukit kecil dari tanah tersebut. Saat ini hampir semua tanah disana sudah dijadikan rumah, dan banyak perubahan yang terjadi disana. Tapi, kesan saya dulu, pergi ke komplek perumahan tersebut sambil menunggu waktu berbuka adalah ngabuburit asyik versi kami anak-anak kecil. Tidak butuh mengeluarkan banyak uang, hanya berjalan kaki, bersenda gurau dengan teman, dan ternyata itu cukup mengasyikkan. Ngabuburit bisa melupakan kita dari rasa lapar dan dahaga. Hehe.
Kalau membersamai anak yang sedang belajar berpuasa, ngabuburit ini susah susah gampang. Kita harus mencari aktivitas yang bisa melupakan anak dari rasa lapar dan dahaga, namun tetap asyik bagi mereka. Kadang, kalau sudah bosan, biasanya akan kepikiran lagi puasanya. Hehe.
Ngabuburit asyik versi kami adalah dengan berjalan ke udara terbuka, tidak perlu jauh-jauh, di sekitar rumah saja. Ke lapangan untuk bisa menghirup udara yang segar, menikmati langit senja yang meneduhkan, sambil mencari menu berbuka yang diinginkan anak. Biar lebih semangat saat berbuka puasa nanti. Atau, jika hari hujan, kami menghabiskan waktu untuk beraktivitas di rumah. Membuat sesuatu, bermain lego, kalau sudah habis ide, biasanya emaknya akan buka aplikasi Pinterest untuk mencari inspirasi. Menghadapi anak yang bosan, dalam kondisi lapar itu terkadang menguras emosi jiwa dan raga. Eh kok malah curhat hehe….
Ngabuburit asyik versi teman-teman, tentunya berbeda dengan saya. Apalagi saat ini banyak istilah-istilah baru yang disandingkan dengan kata ngabuburit ini. Misalnya, teman-teman yang memang terbiasa berolahraga lari, mereka akan mengisi waktu ngabuburitnya dengan berlari. Lari dilakukan di sore hari, menjelang berbuka. Biasa disebut dengan ngabuburun. Ada lagi seorang teman yang memang suka ngabuburit untuk jalan-jalan dengan motor kesayangannya ke tempat yang belum pernah ia datangi, ia menyebut aktivitasnya dengan ngabuburide. Hehe, ada-ada saja ya istilahnya.
Nah, kalau teman-teman, biasa ngabuburit dengan melakukan apa? Siapa tahu bisa jadi inspirasi saya untuk melakukan hal yang sama juga 🙂
~ Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu ~
~ Bergeraklah, karena diam berarti kematian ~