Apa sih yang paling ditunggu-tunggu oleh orang yang berpuasa? Lebaran? Iya sih, tapi ada lagi yang ditunggu-tunggu setiap harinya.
Ya, saat berbuka puasa. Adzan Maghrib menjadi adzan yang paling dirindukan setiap harinya di bulan Ramadan. Kalau hari-hari biasa, mungkin kita tidak terlalu memperhatikan adzan. Namun ketika bulan Ramadan, adzan Maghrib menjadi hal istimewa.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan dalam hadits pun, Rasulullah bersabda, salah satu kebahagiaan dari orang yang berpuasa adalah ketika ia berbuka. Wajar dong ya, kalau kita menantikan waktu berbuka puasa. Hehe. Yang gak wajar itu, baru juga lepas sahur, eh udah langsung pengen berbuka aja. Hehe. 🙂
Kalau bicara tentang waktu berbuka puasa, gak bisa lepas dari yang namanya makanan berbuka. Bahkan di bulan Ramadan, makanan yang biasanya tidak mampir di meja makan, kini tersaji manis di meja makan. Biasanya saat makan, kita cukup dengan nasi dan lauk plus sayur, kini cemilan pun banyak macamnya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat Maghrib; jika tidak ada beberapa biji ruthab, maka cukup beberap biji tamr (kurma kering); jika itu tidak ada juga, maka beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits Hasan Shahih)
Makanan favorit berbuka tiap orang tentu saja berbeda-beda. Ada yang senang berbuka dengan yang manis seperti kata iklan, ada yang senang berbuka dengan minuman-minuman menyegarkan, ada yang berbuka dengan kurma, dan lain sebagainya.
Saya pribadi, waktu kecil, makanan favorit berbuka dengan yang manis-manis. Ya teh manis, kolak, atau cendol. Hehe. Karena dulu memang yang tersedia di rumah, makanan atau minuman manis. Jadi saya berbuka dengan apa yang ada. Ketika mulai sering berbuka di luar, bukan makan di luar sih, namun karena saat waktu berbuka, saya belum sampai di rumah, hehe, saya terbiasa makan apapun yang ada. Misal, dulu saat masih kuliah, saya hampir setiap hari beres praktikkum menjelang Maghrib. Tentu saja saya berbuka di luar. Biasanya saya ke Salman untuk shalat Maghrib dan berbuka. Di Salman disediakan makanan untuk berbuka, hingga makanan beratnya, loh. Gratis.
Tapi biasanya saya mengambil kurma dan cemilan yang sudah ditempatkan dalam plastik. Kalau teman-teman saya yang kost, mereka juga mengambil makanan berat untuk berbuka. Lumayan loh, menghemat biaya sekali makan.
Begitu saya bekerja dulu, yang khas dari berbuka puasa adalah berbuka dengan gorengan, atau seblak, haha… Kalau seblak memang sesekali saja, tapi kalau gorengan, hampir tiap hari kerja. Teman-teman selalu pesan gorengan, jadi saya ikut juga hehe. Gorengan, batagor, sop buah, jus, dan semuanya bisa kami pesan tiap hari. Dulu saya bekerja di instalasi farmasi salah satu rumah sakit swasta di Bandung. Saat berbuka, kami tidak bisa istirahat semua. Harus bergantian. Agar pasien tetap terlayani. Jadi, kami kadang makan beratnya baru bisa saat pasien sepi atau bahkan menjelang pulang. Akhirnya, cemilan-cemilan tadi yang kami gunakan untuk meredakan lapar. Hehe.
Saat ini, apa makanan favorit berbuka saya? Nah, sekarang, beda banget sama dulu. Saya udah mulai taubat dari gorengan dan makanan manis-manis. Ya, meskipun sesekali masih, tapi sudah lebih minim dari dulu. Kini saya lebih mengimbangi dengan memperbanyak kurma, dan buah-buahan segar. Lebih enak aja terasa ke badan, dan lebih sehat pastinya. Saat sahur pun, saya tidak sebanyak dulu makan. Secukupnya saja. Bahkan kadang hanya makan buah-buahan dan infuse water. Kadang masih juga tergoda gorengan dan aneka panganan bermecin. Hehe. Tapi ya cukup mencoba saja. Tidak jadi makanan utama. 🙂
Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang (umat Islam) senatiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih)
~ Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu ~
~ Bergeraklah, karena diam berarti kematian ~