Selama bulan Maret-April 2021 ini, saya sudah memiliki target untuk menyelesaikan membaca tiga buku yang sudah saya tentukan. Tiga buku tersebut adalah “Seni Bersikap Bodo Amat”, “Growing Up Mindful”, dan “Yuk, Menjadi Orangtua yang Shalih”. Namun ternyata, dari ketiga buku tersebut, belum ada yang saya selesaikan. Bulan April ini pun, saya membaca buku selain ketiga buku tadi. Mengapa? Karena saya ingin mengikuti Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog di bulan April 2021 ini, dengan tema review buku perempuan inspiratif.
Saya mencari buku di rak buku yang kira-kira memenuhi kriteria untuk tantangan bulan ini. Alhamdulillah, ada satu buku yang memang belum saya baca, dan buku ini ditulis oleh seorang perempuan. Buku itu berjudul ” Hidup Sederhana”, karya Desi Anwar.

Identitas Buku
- Judul Buku : Hidup Sederhana
- Penulis : Desi Anwar
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
- Tahun Terbit : 2014
- Tebal Halaman : 288 halaman
Tentang Desi Anwar
Sebelum masuk pada review buku “Hidup Sederhana”, saya ingin menulis sedikit tentang Desi Anwar. Kalau teman-teman pembaca disini mengalami masa kecil seperti saya di tahun 90-an, pasti akrab dengan sosok ini. Sosok yang hampir setiap hari muncul di layar televisi, entah itu pagi hari, siang, ataupun malam hari. Saya masih mengingat acara berita yang dibawakannya dulu, Seputar Indonesia, Nuansa Pagi, atau Buletin Siang. Ketiganya ditayangkan oleh stasiun televisi swasta, RCTI. Saya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, kagum dengan sosoknya yang nampak cerdas dan ramah. Wartawan yang sangat produktif dengan karya. Saya pernah juga, lho, memiliki keinginan untuk menjadi wartawan karena terinspirasi sosoknya. Setelah Desi Anwar tidak lagi bertugas di RCTI, saya tidak mengikuti sepak terjangnya lagi.

Sinopsis Buku
Buku ini berisi kumpulan perenungan, pengamatan, dan pemikiran Desi Anwar yang dituangkan dalam tulisan yang mudah dibaca, ringan, namun memiliki makna yang dalam bagi pembacanya. Sebut saja saya. Saya beberapa kali tertegun ketika membaca tulisan dalam buku ini, isinya sangat relate dengan kehidupan saya. Tak jarang saya pun merasa tertampar dengan beberapa tulisannya.

Manusia di zaman ini pada umumnya menginginkan keramaian, keterkenalan agar diakui oleh lingkungan sekitar. Desi Anwar mengajak kita untuk menyelami arti keheningan yang mungkin kerap kita hindari.
“Maka, lain kali bila Anda merasa beban dunia terlalu berat untuk ditanggungkan dan hal-hal yang membosankan hidup membuat Anda capek, janganlah lari dari diri sendiri dan menenggelamkan diri dalam kegaduhan. Lebih baik kecilkan volume hidup Anda dan hubungkan diri dengan energi dan kreativitas yang hanya dapat dihantarkan oleh keheningan dengan memberi diri sendiri waktu sepuluh menit, atau dengan menyendiri di tempat yang hening.”
(“Hidup Sederhana”, halaman 199)

Buku ini juga banyak bercerita mengenai masa kecil Desi Anwar, bagaimana sosok kedua orangtuanya, dan bagaimana mereka mengasuh dan mendidiknya. Sang Ayah yang bekerja sebagai dosen, merupakan tipe pembelajar sejati. Gemar mempelajari hal-hal yang baru, meskipun tidak ada sangkut pautnya dengan profesi sebagai dosen.
Sedangkan sosok ibu, saya menangkap sebagai seorang yang tegas dan memiliki prinsip yang teguh.
“Kata ibu saya, tidak ada satu pun yang layak membuat kita depresi dan kecewa, dan bahwa kondisi itu bisa merenggut kemampuan kita untuk menikmati hidup dengan segala pasang surutnya. Dalam hidup ini, jarang sekali segala sesuatu menjadi seperti yang kita inginkan atau tetap sama, Itulah yang membuat hidup menjadi menarik dan layak dijalani.”
(“Hidup Sederhana”, halaman 98)
Hidup yang menarik dan layak untuk dijalani. Bukankah itu sebuah ide yang bagus untuk menjadi pola pikir kita dalam menjalani hidup? Semua manusia tentu menginginkan agar selalu bisa mendapatkan apa yang ia harapkan. Tapi, bukankah hal tersebut adalah sesuatu yang mustahil?
Pembaca juga diajak menikmati dunia melalui foto-foto yang disajikan penulis, yang merupakan dokumentasi penulis selama berkeliling dunia. Ada tempat-tempat indah di seluruh dunia dan juga di Indonesia, ada kesenian rakyat, dan juga penduduk dari beberapa negara yang dikunjungi penulis. Saya suka sekali mengamati setiap foto-foto dalam buku ini. Rasanya seperti melihat hidup dalam kacamata yang lebih luas.

Kesimpulan
Buku setebal 208 halaman ini hadir untuk membuka pikiran kita mengenai sesuatu yang sering kita anggap sebagai hal kecil, namun nyatanya hal kecil tersebut sebenarnya mampu mebuat kita benar-benar menikmati hidup, seperti mensyukuri alam, mengembangkan sikap positif dan gembira, melihat hal-hal dari segala sisi dan juga memelihara keseimbangan diri. Buku ini sangat cocok dibaca kala senggang, bisa mulai dibaca dari halaman berapapun. Jadi, pembaca tidak perlu khawatir tidak dapat mengikuti alur ketika mulai membaca dari halaman tengah, misalnya. Jika teman-teman sedang mengalami hal yang sulit dalam hidup, membaca buku ini bisa menjadi salah satu cara untuk memotivasi diri kembali.
Namun, untuk menjalani hidup yang penuh, kita harus belajar rela melepaskan dan terlepas dari masa lalu. Kita tidak dapat menjalani hidup dengan berjalan ke belakang, dengan selalu menengok apa yang sudah lewat. Alih-alih, kita perlu memandang ke depan, ke masa depan kita dan seluruh kemungkinan yang tersaji untuk kita, betapapun menakutkannya itu.
Desi Anwar
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April 2021 dengan tema Review Buku Perempuan Inspiratif.

Trus aku kepo dong setelah baca ini, baru googling … ternyata udah banyak yaa buku Desi Anwar … ke mana aja dakuu, hihihi
Hihi iya teteeeh… Bukunya udah banyak… Saya juga baru tau sekarang2, ga hapal banget wkwkwkw… 🙂
Desi anwar sudah pasti banyak pengalaman dan travelnya. Tahu banget karena besar tahun 90an. Sepertinya cukup collectible ya bukunya
Iya teh andin.. udah melanglangbuana kemana2.. liat foto2 di buku ini aja berasa diajak keliling dunia.. iyes.. bukunya menurut saya collectible.. 🙂
Waah.. ini juga buku favorite saya! Selalu senang baca berulang-ulang dalam berbagai kesempatan. Salam sesama fans Desi Anwar.
Waah toss teh! Bukunya emang gak ngebosenin ya teh buat dibaca berulang ulang 🙂
Bagus ya isinya, mengingatkan untuk lebih mensyukuri dan menikmati hidup…
Foto-fotonya juga menghibur…
Iya teteeeh… Fotonya baguus ehehe
Aduh, kabita punya bukunya aku karena liat foto-foto di bukunya. Konsep hidup sederhananya ok ya Teh … Sesuai banget buat kita tetep waras di era yang segala hal ‘tampaknya harus diposting di sosial media’ ini.
Sepertinya buku yang mahal ya? Fotonya bagus-bagus.
Hihi gak kok teh… Masih standar sih harganya.. 🙂
Hihi alhamdulillaah teeh… 🙂