Pandemi ini membuat banyak hal yang berubah dalam hidup masyarakat, tak terkecuali keluarga kecil kami. Di akhir pekan biasanya kami akan menyempatkan diri untuk mengajak anak-anak ke tempat bermain, atau tempat wisata yang dekat, di tengah kesibukan akhir pekan yang mengharuskan kami mengunjungi beberapa tempat untuk agenda-agenda rutin. Saat pandemi, akhir pekan tidak lagi pergi kesana kemari. Sepanjang hari banyak dihabiskan di rumah. Banyak hal yang kini dilakukan secara online.
Kami jadi jarang bepergian, keluar kota pun tidak. Jika memang ingin pergi untuk mengusir rasa jenuh karena sudah di rumah sepanjang waktu, biasannya kami mencari tempat yang tidak terlalu ramai, dan masih memungkinkan untuk melakukan social dan physical distancing.
Batu Templek
Anak-anak butuh untuk menyalurkan energinya yang luar biasa besar. Kalau di rumah saja, kadang saya masih disibukkan dengan mengasuh anak ketiga yang masih bayi (oh, sekarang sudah ‘gak bayi lagi, sih… sudah 1 tahun, hehe), sehingga sering mati gaya untuk membuat kedua kakaknya memiliki kesibukan di rumah. Gak mungkin, kan anak dikasih gadget terus biar anteng di rumah? 🙂
Biasanya anak-anak dibawa ke lapangan masjid dekat rumah. anak-anak bisa bermain bulu tangkis, bersepeda, atau sekedar berlari di lapangan. Lama-lama, kami ingin mencari tempat baru juga untuk membawa anak-anak. Akhirnya kami memutuskan untuk lebih menjelajah daerah atas komplek perumahan kami.
Sudah sejak tahun 2014, kami tinggal di daerah Pasir Impun, Bandung. Setiap akhir pekan, banyak orang-orang yang lari atau bersepeda ke daerah Pasir Impun Atas. Sedangkan kami, sebagai penduduk Pasir Impun, justru belum menjelajah daerah atas dekat rumah. Biasanya kami memilih untuk mencari daerah lain sebagai tempat menghabiskan waktu bersama keluarga, sembari mengunjungi orangtua atau mertua, yang ada di Bandung Utara dan di Bandung Selatan. Jadi bisa lebih efektif secara waktu, hehe..
Biasanya, saat orang tahu jika saya tinggal di daerah Pasir Impun, mereka sering bertanya apakah saya sudah pernah Curug Batu Templek atau belum. Dulu, saat anak kami baru satu, kami pernah mencoba pergi kesana. Yang kami ingat, akses masuknya hanya bisa untuk motor saja, dan air terjunnya pun sedang tidak deras, karena saat itu sedang musim kemarau.
Ketika menjelajahi foto-foto Curug Batu Templek di media sosial, saya merasa tempat ini berbeda dengan tempat yang dulu kami kunjungi. Tempat yang kami kunjungi dulu tidak ada jembatan, atau spot foto, dan menuju ke tempatnya hanya bisa dilalui oleh motor. Sedangkan dari hasil menjelajahi dunia maya, ada tempat parkir yang bisa ditempati oleh mobil.
Batu Templek berlokasi di Kampung Sentakdulang, Cikored, Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40196.
Perjalanan Menuju Curug
Setelah sekian lama, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba pergi ke Batu Templek saat libur tanggal merah. Kami berangkat pagi agar ketika sampai disana, area curug masih cukup sepi untuk dijelajahi. Karena biasanya, saat hari libur, curug Batu Templek akan cukup ramai untuk dikunjungi pesepeda.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 06.45 WIB dengan menggunakan mobil. Tidak sampai 15 menit, kami sudah sampai di area Curug Batu Templek.
Menikmati Udara Segar dan Alam Batu Templek
Sampai disana, kami memarkirkan mobil di area parkir mobil, tidak terlalu luas sih, area parkir mobilnya, tapi karena masih pagi, jadi masih sangat lengang. Harga tiket masuknya 10.000/orang, bayi pun bayar, ya.. hehe. Curug Batu Templek buka dari pukul 06.00-18.00 WIB.
Karena kami sampai pukul 7 pagi, disana masih sepi. Hanya ada 5 orang selain kami yang sedang berkunjung ke tempat ini. Alhamdulillah, jadi kami lebih bisa tenang untuk anak-anak menjelajahi areanya, karena masih cukup sepi.
Jembatan gantung yang biasa terlihat di media sosial, saat itu sedang ditutup. Tapi anak-anak bisa bermain leluasa di area air terjunnya. Mereka bisa masuk ke dalam air, bermain air, menjelajah area Batu Templek yang cukup luas untuk ukuran anak-anak, naik ke bukit-bukitnya, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa warung makan disana. Kami memilih warung makan yang ada di atas bukit, namanya Warung Abah Nenoy. Agar dapat makan sambil melihat pemandangan di bawah. Makanannya standar seperti mie rebus atau goreng, aneka pop mie, gorengan, dan snack-snack ringan. harganya sudah pasti sangat terjangkau. Sambil menikmati hangatnya mie yang kami pesan, anak-anak bisa meendapat pemandangan alam yang luar biasa. Alhamdulillaah…
Kesimpulan
Curug Batu Templek ini bisa menjadi alternatif tempat untuk mengajak anak-anak menghabiskan waktu di alam. Selain harga tiket masuk yang masih murah, pemandangannya pun indah. Anak-anak diajak menikmmati air terjun, bisa hiking di sekitarnya, dan menikmati udara yang sejuk. Saran, jika kesini membawa serta anak, lebih baik datang sepagi mungkin, agar masih sepi, dan udara juga belum terlalu panas, hehe..
Bersegeralah, karena waktu takkan menantimu
Bergeraklah, karena diam berarti kematian
Rini Inggriani